ANGKA BENTUK BATANG
Sebelum menentukan angka bentuk dari suatu pohon kita terlebih dahulu harus mengetahui diameter, tinggi, luas bidang dasar dan yang lainnya atau sering disebut juga dengan para meter pohon. Angka Bentuk Batang didefinisikan sebagai perbandingan atau rasio antara volume batang yang sebenarnya dengan volume silinder yang memiliki tinggi atau panjang sama.
Angka bentuk digunakan untuk menentukan volume pohon dengan pendekatan rumus volume silinder terkoreksi dengan rumus :
V = ¼ . π . d2 . h . f
Sedangkan rumus untuk menghitung angka bentuk yaitu :
f =
= 


Nilainya: 0 < f < 1
Angka bentuk f diperoleh dengan membandingkan volume nyata batang pohon dengan volume silindris yang dihitung berdasarkan dari daimeter tertentu. Apabial diameter yang digunakan untuk menghitung volume silindris tersebut adalh diameter pangkal (Do) maka bilangan bentuk diperoleh Fo disebut sebagai bilangan bentuk tulen (Simon, 1987).
Diameter pangkal batang tidak lazim diukur dan baisa diukur dengan menggunakan dbh. Oleh karena itu angka bentuk murni atau tulen, rumus yang dapat dituliskan
Fo= V pohon/Volume silindris (Do)
Fb= V pohon/Volume silindris (Dbh)
Angka bentuk dapat bervariasi karena:
– Jenis pohon dan pengaruh genetic
– Umur pohon
– Ukuran tajuk pohon
– Faktor tempat tumbuh (khususnya pengaruh angin)Berdasarkan diameter yang digunakan
Untuk nmenghitung volume silindernya, angka bentuk dibedakan atas :
(1) Angka bentuk mutlak
Angka bentuk mutlak (absolute form factor) adalah angka bentuk di mana volume silindernya menggunakan lbds berdasarkan diameter pada pangkal batang.
Rumus :
f =
= 


Keterangan :
Vt = Volume silinder batang
ggl = bidang dasar pada pangkal pohon
ht = tinggi pohon silinder
(2) Angka bentuk buatan
Angka bentuk buatan (artificial form factor) adalah angka bentuk di mana volume silindernya menggunakan lbds berdasarkan dbh.
Rumus :
f =
= 


Keterangan :
Vt = Volume silinder batang
gbh = bidang dasar pada diameter setinggi dada
ht = tinggi pohon silinder
(3) Angka bentuk normal
Angka bentuk normal (true form factor/hohenadl form factor) adalah angka bentuk di mana volume silindernya menggunakan lbds berdasarkan diameter pada ketinggian 1/10 tinggi pohon.
Rumus :
f =
= 


Keterangan :
Vt = Volume silinder batang
g0,1 = bidang dasar pada ketinggian sepersepuluh dari tinggi total pohon
ht = tinggi pohon silinder
(4) Angka bentuk umum
Perbandingan antara volume komersial (Vm), yakni volume kayu tebal atau bebas cabang, dengan volume silinder yang mempunyai bidang dasar pd diameter setinggi dada (dbh).
Rumus :
f =
= 


Keterangan :
Vm = volume kayu tebal atau bebas cabang
gbh = bidang dasar pd diameter setinggi dada
ht = tinggi pohon silinder
Oleh karena dbh biasa digunakan sebagai ciri diameter pohon, maka angka bentuk yang sering digunakanpun adalah angka bentuk buatan. Pohon rebah digunakan istilah panjang pohon.
Dalam kenyataannya tidak ada pohon yang memiliki bentuk geometris sempurna seperti frustum-frustum tersebut. Oleh karena itu, bentuk batang harus dipergunakan bentuk koreksi dalam menentukan volume. Untuk menerangkan bentuk batang dapat digunakan : angka bentuk, kusen bentuk, dan fungsi taper.
Angka bentuk dapat bervariasi karena jenis pohon dan faktor genetik, umur, ukuran tajuk, dan faktor tempat tumbuh ( khususnya pengaruh angin ) Bentuk pohon berkaitan dengan perubahan diameter batang karena perubahan tinggi pengukuran. Karena perbedaan diameter pada berbagai ketinggian maka secara umum ada tiga bentuk batang yaitu:
1. Pada pangkal (neloid)
Rumus :
V= πL/20 (D2+D3/2d1/2+Dd+D3/2+d2)
2. Pada bagian tengah (bentuk silindris atau parabolid)
Rums :
V= πL/20 (D2+d2)
3. Pada ujung pohon (konus)
Rums :
V= πL/20 (D2+Dd+d2)
Keterangan :
V = volume batang
L = Panjang batang
D = Diameter batang bagian pangkal
d = diameter batang bagian ujung
Karena bentuk batang yang berbeda-beda , maka volume tiap pohon dapat ditafsir atau dihitung dengan rumus berbeda-beda pula.
Perkembangan diameter pohon juga terdapat koreksi yang kuat antara diameter pohon. Pada ketinggian tertentu dengan berat material yang harus didukung oleh diameter tersebut. Yaitu berat material diatasnya. Masalah bentuk pohon ini akan berlanjut kedalam satu teori tentang faktor bentuk dan koesien diameter batang karena adanya bentuk batang selalu berkaitan dengan pembahasan diameter karenaq adanya perubahan tinggi pengukuran.
Bentuk silindris adalah bagian pohon yang mempunyai diameter yang sama antara bagian pangkal dengan ujung lebih kecil dengan perubahan yang melengkung kearah dasar.
Penampang melintang suatu batang pada umumnya tidak teraturseperti pada bentuk lingkaran. Dibagian pangkal pohon, bentuk penampang lintang tersebut bahkan sangat jauh berbeda dengan bentuk lingkaran. Ketidakteraturan bentuk batang dipangkal pohon ini disebabkan karena pengaruh arah angin yang tetap dan lereng. Adapula penelitian berpendapat bahwa bentuk batang menyerupai elips tersebut ada kaitannya dengan bidang maknetik bumi. Banayk pohon-pohon tropis yang memiliki akar banir atau akar papan, yang membuat penampang lintang pohon sama sekali tidak menyerupai lingkaran atau elips (Herwiyono, 2000).
Bentuk paenampang lintang bagian pangkal pohon yang cenderng eksentik itu maka dalam pengukuran diameter diambil pada setinggi dada, tidak lebih rendah dari itu. Bahkan untuk pohon-pohon berbanir, yang tingginya sering mencapai 2 meter atau lebih, pengukuran diameter harus dilakukan pada 20-25 cm diatas ujung banir. Untuk pohon-pohon yang tidak berbanir ternyata ada korelasi yang kuat antar diameter setinggi dada dengan volume batang ternyata ada kelemahan (Dephut, 1998).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Yang Dimaksud Dengan Angka Bentuk Pohon. Diakses pada http://vansaka.blogspot.com/2010/03/yang-dimaksud-dengan-angka-bentuk-pada-pohon.html tanggal 11 Mei 2011.
Anonim. 2010. Angka Bentuk. Diakses pada http://juliusthh07.blogspot.com/2010/02/angka-bentuk.html tanggal 11 Mei 2011.
Anonim. 2010. Pengkuran Bentuk Batang. Diakses pada http://members.multimania.co.uk/nidhum/Pengukuran-Bentuk-Batang.pdf tanggal 11 Mei 2011.
soryyy gambar tidak ada dikarenakan jaringan jelek..
BalasHapusangka bentuk kayu karet???
BalasHapustolong diberikan jawaban nya. thx...
sorry gan baru bisa balas.... biasanya kayu hasil perkebunan 0,8.. karena uda nerapin sistem silvikultur
Hapusterimakasih infonya, sangat bermanfaat :P mampir juga ke blog saya ya http://khumairohgoffini.blogspot.com/ makasih salam kenal :)
BalasHapusSiap boss..
BalasHapusSiap boss..
BalasHapus